Sabtu, 06 Juni 2015

Seniman Braga

Awal penulisan ini gue buat sebenarnya untuk pemenuhan salah-satu tugas mata kuliah kesenian dan kebudayaan. Tapi, gue jadi berpikir kayanya ngga ada salahnya kalau bagian dari penyusunan tugas ini jadi bagian juga dari penulisan gue di blog.

Tema penulisan gue kali ini mengenai seniman, kebetulan tugas gue adalah mewawancarai salah-satu seniman, bebas sih seniman apa aja dan kebetulan untuk kesempatan ini gue memilih mewawancarai seniman dalam dunia seni lukis. Seni lukis merupakan  bagian terpenting dari perkembangan dunia seni di dunia, orang-orang  jaman dulu menjadikan seni lukis sebagai bagian dari kehidupannya untuk menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian yang ada pada waktu itu sebelum mereka mengenal tulisan seperti sekarang, salah satunya dengan adanya bukti peninggalan sejarah seni lukis tangan yang ada di Kalimantan Timur yang hingga saat ini masih ada dan menjadi bagian dari sejarah seni lukis di Indonesia.

Salah satu toko seniman di Braga

Kota  Bandung dikenal dengan sebutan Paris Van Java, kota yang memiliki keindahan dan udara yang sejuk, bisa dibilang juga salah satu kota romantis yang ada di Indonesia, seperti layaknya kota Paris di Perancis, Seniman di kota Bandung memiliki peranan penting bagi kegiatan berwisata di kota Bandung, seiring dengan semakin derasnya arus modernisasi di kota-kota besar seperti halnya kota Bandung, para seniman menjadi penarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke kota Bandung. Seniman seni lukis di kota Bandung adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan, Tak ayal bahwa walikota kota Bandung, Pak Ridwan Kamil menjadikan salah-satu tempat yang ada di kota Bandung yaitu Braga sebagai tempat yang menarik bagi para wisatawan untuk dikunjungi, apalagi dengan kondisi Braga saat ini yang  sudah dipercantik sedemikian rupa sehingga kita sebagai wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut serasa sedang berada di salah satu daerah yang ada di benua biru sana. Salah satu pilihan terbaik tentunya untuk menikmati suasana Eropa dengan biaya yang murah serta hemat waktu dan tenaga.

Waktu itu sekitar Pukul 18.30 WIB gue ke Braga. Braga ini salah satu tempat yang akhirnya bisa bikin gue jatuh cinta sama kota Bandung, memang udah dari dulu daerah Braga ini menjadi bagian terpenting kota Bandung layaknya kota tua di Jakarta. Braga juga jadi salah satu lokasi pembuatan film Madre (yang dibintangi Vino G. Bastian) dan Sitkom Preman Pensiun.

Seniman yang berhasil gue wawancara waktu itu namanya Pak Iin Solihin, beliau sudah terjun ke dunia seni lukis selama 20 tahun dan usia beliau saat ini 45 tahun.


waktu percakapan kurang lebih sekitar 20 menit, banyak hal yang coba gue tanya sama Pak Iin Solihin dan gue bisa bilang bahwa beliau orang yang memang kompeten di bidangnya, pengetahuan dan wawasan beliau soal dunia seni lukis sangat luas, satu hal yang gue bisa pelajari dari beliau adalah tentang prinsip beliau yang selalu melakukan segala sesuatu berdasarkan jiwa dan hasratnya pada sesuatu terutama dunia seni. Satu hal yang selalu membuat gue kagum pada seorang seniman adalah seniman selalu bebas mengekspresikan dirinya, seniman selalu bisa jadi dirinya sendiri tanpa harus menjadi orang lain, seniman bisa memperlihatkan dirinya apa adanya. Menurut beliau bahwa seni adalah hasil yang murni keluar dari diri sendiri bukan karena orang lain atau apapun diluar dirinya. Bagi Pak Iin Solihin dunia seni adalah bagian dari jiwanya. berkat percakapan itu gue bisa tambah wawasan dan pemikiran gue bisa lebih terbuka. Gue juga sadar bahwa pembelajaran ngga cuma berlangsung di dalam kelas perkuliahan aja tapi jauh lebih dari itu, kita bisa belajar banyak hal dari kehidupan bersosial salah satunya adalah melalui percakapan dengan orang lain. Pak Iin Solihin bilang bahwa di dunia ini tidak ada orang yang pintar dan bodoh, yang ada hanyalah orang yang rajin dan malas, terbukti dengan tanpa mempelajari dunia seni lukis di bangku perkuliahan Pak Iin Solihin bisa menghasilkan karya-karya yang indah dan menghasilkan secara otodidak.


Menurut Pak Iin Solihin dunia seni lukis saat ini banyak dipengaruhi oleh seni kontemporer yaitu hasil karya seni lukis yang menggunakan bantuan teknologi seperti misalnya komputer. Hal itu menjadi kendala tersendiri bagi para seniman seni lukis murni, beliau pun kurang setuju dengan adanya seni kontemporer pada dunia seni lukis karena bagaimanapun menurut beliau bahwa seni lukis yang murni dihasilkan dari buatan tangan nilai keindahannya tidak akan bisa tertandingi. Namun, disisi lain orang tidak melihat akan hal itu, orang akan cenderung memilih dan membeli gambar lukisan yang menurutnya bagus tanpa peduli proses pembuatannya murni buatan tangan atau reproan hasil rekayasa teknologi, hal itulah yang kemudian dirasa menjadi kendala bagi para seniman saat ini.

Permasalahan lain yang dirasa saat ini oleh para seniman Braga adalah kurang adanya kontribusi dari pemerintah kota Bandung untuk membuat pasar seni di Jalan Braga ini, para seniman saat ini cenderung memasarkan hasil karyanya di pinggiran jalan Braga dan hanya sebagian kecil yang bisa membuka lapaknya dalam toko. Harapan beliau bahwa semoga Pak Ridwan Kamil selaku walikota Bandung saat ini bisa benar-benar mefasilitasi para seniman kota Bandung khususnya yang ada di jalan Braga ini, semoga pasar seni kota Bandung bisa dibangun sehingga hal itu bisa meningkatkan kesejahteraan dan status seniman di kota Bandung. Selain itu, beliau juga mengatakan jika pasar seni di kota Bandung bisa terfasilitasi maka dampaknya akan mendukung kepariwisataan kota Bandung dan pendapatan pemerintah dalam bidang pariwisata karena menurutnya jika ada wisatawan luar negeri seperti dari Malaysia dan Singapura yang datang ke Bandung untuk mencari lukisan pasti datangnya ke jalan Braga, artinya jalan Braga sudah menjadi daya tarik tersendiri untuk kegiatan wisata di kota Bandung.


Semoga cita-cita dan harapan Pak Iin Solihin ini bisa segera terwujud kedepannya dan semoga aspirasi dari seniman seperti Pak Iin Solihin bisa segera didengar .....



© Somplaaak travelleR
Maira Gall