Kamis, 18 September 2014

Memaknai Kebhinekaan di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial


Meretas persaudaraan dalam kebhinekaan.

Berbicara soal kebhinekaan, seperti yang kita tahu, bahwa kebhinekaan merupakan keberagaman, perbedaan, kemajemukan, dalam suatu hal yang kita maknai.

Berbicara soal kebhinekaan pastinya tidak akan terlepas dari cerminan bangsa Indonesia, baik perbedaan budayanya, keberagaman sukunya, begitu-pun agama yang dianut masyarakatnya.

Perbedaan yang akhirnya menghasilkan suatu nilai bagi kebhinekaan itu sendiri, suatu kebhinekaan juga dapat menjadikan kita memahami satu-sama lain yang pada akhirnya tercipta suatu keselarasan
dalam berkehidupan, bersosial, dan berinteraksi, tergantung dari segi mana kita memaknai kebhinekaan itu sendiri.

Berbicara soal kebhinekaan, tidak terlepas juga seperti halnya roda penggerak yang selalu bergerak dinamis, kadang bisa dimaknai dengan baik, kadang justru dimaknai sebaliknya. maka disini-lah bagaimana peran tersebut dimainkan, sejauh mana bisa mengambil suatu keputusan, sikap, atau langkah yang pada akhirnya bisa kembali menyeimbangkan kebhinekaan tersebut untuk kembali selaras dan tercipta suatu sinergi yang positif.

Berbicara soal kebhinekaan pastinya juga tidak terlepas kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam bertetangga, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
pastinya dari perbedaan lingkungan tersebut, tercipta pula perbedaan dalam menyikapi perbedaan tersebut, ada yang menyikapi dengan baik kebhinekaan tersebut, ada yang justru malah sebaliknya. tergantung sejauh mana pola pemikiran yang lingkungan itu telah dapatkan, misalnya, lingkungan bertetangga dengan lingkungan sekolah mempunyai perbedaan dalam menyikapi kebhinekaan, bisa dikatakan lingkungan sekolah memiliki pengingat dan ranah lingkungan yang baik dalam memaknai kebhinekaan tersebut, dibanding halnya dengan lingkungan masyarakat luas yang pada umumnya sudah tidak lagi memiliki wadah bagi sebuah makna kebhinekaan tersebut.

begitu-pun juga di dalam lingkungan kampus, terutama di Fakultas Ilmu Sosial yang termasuk ke dalam lingkungan pendidikan. tentu berbicara soal adanya kebhinekaan disini, pada akhirnya akan tercipta suatu keselarasan satu-sama lain yang lebih dominan kearah yang menguntungkan dan saling membutuhkan satu-sama lain demi adanya suatu kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan di kampus tersebut.  karena memiliki kesadaran akan adanya perbedaan dan kekurangan, pola pemikiran yang terbangun di dalam lingkungan kampus tersebut tercipta suatu toleransi yang tinggi karena diimbanginya juga pola pikir yang jauh lebih baik, apakah memang demikian ? tergantung juga seberapa baik dan matangnya pemikiran orang tersebut soal toleransi kebhinekaan. lalu bagaimana seharusnya kita memaknai dengan baik kebhinekaan tersebut ? terutama umumnya di dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial ?

seperti yang kita ketahui juga bahwa di Fakultas Ilmu Sosial terdiri dari beberapa macam jurusan seperti : Sejarah, Geografi, Ilmu agama islam, Ilmu Sosial Politik, yang juga terbagi lagi kedalam beberapa prodi. tentu dari situ, sebenarnya Faklutas Ilmu Sosial sudah bisa menggambarkan sebuah fakultas yang memiliki keberagaman dalam jurusan, ditambah dengan perbedaan budayanya, suku, dan agama yang setiap individu di fakultas tersebut yang miliki dan anut. dari ketiga faktor yang disebut, terkadang perbedaan agama menjadi suatu hal yang agak sedikit sensitif jika kita bahas, dibandingkan dengan perbedaan suku dan budaya. faktor agama bisa sangat berdampak pada suatu perpecahan jika kita tidak menjaga dan mengambil sikap dengan baik. bisa dikatakan bahwa faktor agama ini sangat vital bagi suatu kebhinekaan di dalam lingkungan bermasyarakat, terutama lingkungan masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial tersebut.

Tapi justru karena adanya kebhinekaan itulah juga yang menjadikannya indah dan terasa hidup, seperti halnya yang tercermin dalam kehidupan, karena adanya perbedaan, ada yang miskin-kaya, tua-muda, yang pada akhirnya menciptakan suatu kehidupan yang benar-benar hidup karena kebhinekaan itu sendiri.

Kebhinekaan juga seharusnya dibarengi dengan suatu nilai toleransi yang tinggi karena itu sangat penting untuk terciptanya keselarasan, tidak lupa juga dibarengi dengan etika dan moral yang baik dalam berkehidupan, terutama di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial tersebut, yang pada akhirnya akan tercipta suatu cerminan lingkungan yang baik di fakultas, yaitu suatu lingkungan yang termasuk kedalam lingkungan dengan skala kecil. jika nilai-nilai tersebut bisa kita jaga, khususnya oleh peran-peran dari mahasiswa, dan kemudian nilai-nilai tersebut terbiasa dan mendarah daging dalam diri individu tersebut hingga akhirnya individu tersebut terjun secara langsung kemasyarakat, nilai-nilai tersebut akan kemudian ia bawa dan tularkan di dalam masyarakat. suatu hal yang kecil pada akhirnya akan berdampak besar untuk memperbaiki nilai-nilai yang kurang baik didalam masyarakat dewasa ini, terutama kaitannya yang berhubungan dengan kebhinekaan.

bayangkan jika bangsa yang besar ini bisa kemudian menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi kebhinekaan, tentunya akan tercipta suatu hubungan masyarakat yang lebih teratur dan selaras, menciptakan hubungan yang baik, dan menguntungkan satu-sama lain untuk tujuan kepentingan bersama. untuk mencapai itu semua, tentunya disini-lah bagian dari peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk masyarakat di masa yang akan datang.

juga dibarengi dengan pendidikan yang baik dan mendukung, akan semakin mengarahkan dengan baik tentunya hal-hal yang diharapkan tersebut, pada akhirnya hal tersebut terwujud dan bukan lagi hanya sebuah angan-angan, tapi benar-benar dapat kita rasakan.

© Somplaaak travelleR
Maira Gall