Rabu, 14 Januari 2015

Pendidik Bukan Pendidik

Konon katanya orang berpendidik, memang tergambar dari gelar yang dia bawa bagai sebuah ekor dibelakang nama .......
Tahukah ia akan hakekat sebuah ilmu ?
Apakah hanya ia bawa ilmu itu di pundaknya ?
Sehingga ia sulit membedakan bagaimana cara bersikap seharusnya .....
Konon katanya orang berpendidik, tapi ternyata tidak lebih dari seorang yang tidak berpendidik ......
Seorang yang tidak berpendidik-pun masih tahu bagaimana caranya bersikap !

Oh Negeriku !
Apakah ini yang kau sebut sebagai kemajuan Pendidikan Negerimu, orang yang konon katanya seorang pendidik tidak menggambarkan dirinya sebagai seorang pendidik ?
Apakah Pendidikan yang kau sebut sebagai lembaga itu melupakan hakekat dari pendidikan itu sendiri ? Sehingga yang terlahir hanya sebuah cangkang !
Cangkang yang siap terkelupas dan melupakan .....

Wahai engkau pendidik !
Jika memang benar pendidik, sejatinya tahu bagaimana cara bersikap terhadap orang yang engkau didik ! bukankah kami harus bersikap seolah sebagai kaum pendidik terhadap engkau ?
Apakah lalu kurang pantas jika sebaliknya engkau lakukan itu terhadap kami ?
Hina-kah kami yang dididik wahai pendidik !
Bukan sekedar ilmu yang kami butuhkan, tapi nurani yang dengan baik engkau sampaikan melalui ilmu ......

Lalu, masih pantaskah engkau sebagai pendidik ?


Adi Nugraha

Senin, 05 Januari 2015

Pariwisata Indonesia menghadapi MEA 2015

Sumber: http://www.satuharapan.com/uploads/pics/news_21493_1410240251.jpg

  Di awal tahun 2015 ini gue tertarik untuk ngebahas soal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kita semua tahu bahwa negara-negara di kawasan Asia Tenggara lebih dari satu dekade lalu melakukan kerjasama untuk membuka pasar bebas ASEAN di tahun 2015 ini, tepatnya di akhir tahun 2015. Tentunya ini merupakan kesempatan baik untuk Indonesia dalam segi peningkatan kesejahteraan ekonominya. tapi, gue ngga akan ngebahas secara keseluruhan mengenai apa itu MEA ? Secara garis besar yang gue tahu bahwa diadakannya suatu kerjasama ini untuk membantu mendorong perekonomian negara-negara di kawasan ASEAN, meningkatkan penanaman modal asing yang mau menanamkan modalnya di kawasan ASEAN, dan untuk kemudian bersaing dengan perekonomian di kawasan-kawasan lain yang sudah lebih dulu maju dibanding kawasan ASEAN sendiri. Kerjasama inilah yang kemudian dibangun agar negara-negara di kawasan ini bisa bersama-sama bangkit dan membangun perekonomian yang lebih kuat dan mampu bersaing secara global. sebelumnya juga gue minta maaf kalau apa yang coba gue bahas ini masih jauh dari inti dan makna MEA itu sendiri, gue hanya mau membahas topik ini dari  segi  pengetahuan yang gue miliki dan juga seperti layaknya orang awam yang ingin bercerita dan berpendapat anggaplah seperti itu.

  Beberapa sektor yang menunjang perekonomian dalam negeri tentunya menyambut dengan baik adanya pasar bebas di kawasana ASEAN ini, ada yang mungkin telah berbenah dengan baik untuk bersaing di pasar bebas, ada juga yang justru kurang persiapan dan menganggap bahwa persaingan di pasar bebas ini merupakan suatu ancaman. Hal ini tentunya juga akan menjadi kesempatan baik bagi para Entrepreneur untuk meningkatkan kemampuan bersaing dan pengalaman berbisnis secara global. salah satunya adalah para Entrepreneur di sektor Pariwisata. Pariwisata menjadi salah satu yang paling penting untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri, ibaratnya sektor pariwisata ini merupakan ujung tombak untuk persaingan di pasar bebas ASEAN. Kita tahu bahwa sektor Pariwisata dalam negeri kita berada di posisi keempat untuk kawasan ASEAN, masih tertinggal oleh negara Singapura, Thailand, dan Malaysia yang juga tengah gencar dalam melakukan promosi wisatanya. dilihat dari banyaknya potensi yang dimiliki seharusnya Indonesia mampu bersaing dan mampu mendominasi sektor Pariwisata di kawasan ASEAN, seharusnya.

Ketua Umum Indonesia Congress dan Convention Association (InCCA), Iqbal Allan Abdullah mengungkapkan pariwisata Indonesia berada dalam jalur yang menyedihkan dan memprihatinkan jika pemerintah tidak segera menerapkan kebijakan yang tepat. “Kami mengharapkan semua stakeholders mengawal dan mengawasi kebijakan pemerintahan baru  agar pariwisata nasional berada di tracknya,” ungkapnya, Selasa (23/12). Iqbal mencontohkan investasi di sektor pariwisata kini sebesar 70 persen dikuasai asing. Sebaliknya, pemodal lokal hanya bisa bersaing di kelas kecil hingga menengah.

 Dari pendapat yang diungkapkan Iqbal Allan Abdullah menunjukan bahwa sektor Pariwisata perlu adanya pembenahan dan perhatian khusus dari pemerintah agar fungsi dan tujuan dari Pariwisata tidak melenceng dari jalur yang seharusnya. Walaupun demikian ada beberapa pendapat yang mengungkapkan bahwa sektor Pariwisata dalam negeri dirasa memiliki persiapan yang baik dibanding dengan sektor-sektor industri lain khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja di bidang Pariwisata/Pramuwisata yang sudah tersertifikasi dengan baik melalui Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSU-Pariwisata).

"Dibandingkan sektor yang lain, tenaga kerja yang bergerak di sektor pariwisata dapat dikatakan lebih siap dalam menghadapi MEA 2015. Dengan berbekal kompetensi kerja dan sertifikasi, mereka siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain," kata Hanif di kantor Kemenaker di Jakarta, Jumat (14/11).

  Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani juga mengatakan bahwa dengan menyiapkan terlebih dulu tenaga kerja yang baik dan unggul akan menjadikan tenaga kerja di sektor Pariwisata dalam negeri mampu bersaing dan lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Apakah hal tersebut telah sesuai dengan kenyataan di lapangan ? entahlah, tapi yang pasti baik dari segi tenaga kerja, infrastruktur penunjang kegiatan wisata, dan daya tarik wisata yang ada di Indonesia harus bersama-sama sejalan beriringan agar bukan hanya dibeberapa sisi saja Indonesia memiliki keunggulan Pariwisata tapi juga secara keseluruhan komponennya memiliki keunggulan, yaitu keunggulan bersaing.

  Untuk menghadapi MEA 2015, Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) juga tidak mau kalah dalam memberikan kontribusi, yaitu dengan cara membantu mengawasi berjalannya kegiatan Pariwisata dan juga mensosialisasikan dan mengajak pramuwisata agar tersertifikasi untuk mengahadapi Era Baru Masyarakat Ekonomi Asean 2015. yaa semoga ketika pasar bebas ini berjalan Indonesia bisa menjadi bagian terpenting dan mampu mendominasi bagi terciptanya perekonomian yang baik dan bertumbuh di kawasan Asia Tenggara.

Mungkin itu sih yang mau gue sedikit bagi tentang MEA 2015 khusus untuk sektor Pariwisata yang udah sejauh mana mempersiapkan dirinya menghadapi pasar bebas ASEAN. disisi lain juga gue bangga nantinya bisa jadi bagian dari Pariwisata Indonesia, semoga pendidikan sekarang yang lagi gue tempuh ini membawa gue menjadi seseorang yang ahli di bidang Pariwisata, lebih tepatnya gue mau jadi seorang Entrepreneur di bidang Pariwisata. Semoga .....


Sumber:
 
© Somplaaak travelleR
Maira Gall