Selasa, 25 Agustus 2015

Travelling to Bali #2

Cerita perjalanan gue masih terus berlanjut dan melalui tulisan kali ini gue mau berbagi cerita lagi sama kalian semua .....

Sebelum gue sampai Bali, gue menghabiskan waktu perjalanan sekitar 6 hari menggunakan sepeda motor pada saat keberangkatan, waktu normal perjalanan ke Bali sekitar 3 setengah hari dan sempat menghabiskan waktu 2 setengah hari di Yogyakarta.


Keberangkatan dimulai tanggal 10 Agustus 2015 dari Bandung. Waktu itu seharusnya berangkat pukul 5 pagi sesuai dengan rencana awal tapi karena ada beberapa hal yang  harus diselesaikan sehubungan dengan kostan yang sempat digunakan saat PKL jadi mau ngga mau harus dulu nyelesain urusan itu dan jadinya perjalanan ngaret kurang lebih pukul 3 sore .....
rute awal perjalanan melalui jalur alternatif Sumedang-Majalengka-Cirebon setelah itu masuk perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang. Setelah sampai Batang rute diarahkan menuju Temanggung tapi karena kondisi ngga memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan maka sekitar pukul 12 malam transit dulu untuk bermalam di musholla pom bensin yang lokasinya berada di daerah Sukorejo. besoknya perjalanan dilanjutkan sekitar pukul 8 pagi menuju Kendal-Temanggung-Magelang-Yogyakarta setelah itu mengambil jalur menuju Klaten-Surakarta-Karanganyar dan akhirnya tiba di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, Magetan-Madiun-Nganjuk-Jombang-Mojokerto mengambil arah menuju Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi. Saat itu sampai di Pelabuhan Ketapang sekitar Pukul 12 malam setelah 2 hari perjalanan dari Sukorejo, menghabiskan waktu dengan bersantai sambil menikmati makan malam lebih tepatnya makan tengah malam sebelum melanjutkan penyeberangan menuju Pelabuhan Gilimanuk. Gue ketemu dan kenalan dengan salah satu orang namanya Mas Rama, dia pimpinan rombongan club motor yang kebetulan baru nyebrang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang dan sempat makan di tempat yang sama dengan gue. Orangnya asik dan ramah, dia banyak cerita banyak hal seputar Banyuwangi dan Bali tapi masih dalam konteks yang sederhana. Setelah ngobrol banyak hal akhirnya gue dan temen gue Filiano pamit dan kebetulan mas Rama juga harus pamit untuk pulang dan di akhir perbincangan sebelum berpisah beliau sempat ngasih beberapa produk minuman di tempat dia bekerja untuk gue dan Filiano, baiknya ....


Sabtu, tanggal 15 Agustus 2015

Gue akhirnya bisa sampai Bali .....
sejauh ini menghabiskan dana Rp. 200.000,00 untuk bensin dan makan gue sendiri. Waktu itu gue sampe Bali, tepatnya di Denpasar jam 5 pagi setelah semalam menyebrang pulau yg kurang lebih memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan biaya untuk 2 orang dan 1 motor sebesar Rp. 25.000,00. Nah, pas udah sampe penyebrangan pemeriksaan masuk untuk ke Bali ketat banget nih, buat loe semua yang ngga bawa KTP mending jangan harap bisa masuk dan mungkin harus merasa kecewa karena bakal dipulangkan secara paksa. Karena dari mulai KTP, SIM, dan STNK (bagi yang membawa kendaraan) bakal kena cek semua, ngga bakal ada satu orang-pun yang bisa lolos pemeriksaan, yaa kecuali kalau memang loe jago banget lolos dari pemeriksaan kaya di film-film, impossible !

Perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk ke Denpasar kurang lebih sekitar 3-4 jam lamanya, untuk kondisi jalannya gue bilang bagus banget, ada beberapa wilayah yang bakalan loe lewati masih dalam kondisi alami dan orang-orang Bali menamakannya kawasan suci, nah di kawasan tersebut loe hanya bakal liat pura-pura kecil dan gue sadar ketika pulang bahwa daerah yang gue lewatin itu masih banyak banget monyet-monyet liarnya, ini beneran serius loh ! karena pada saat berangkat menuju Denpasar sekitar pukul 3 pagi jadi kondisi jalan gelap banget dan gue ngga menyadari ada banyak monyet di sekitar jalan yang gue lalui, bahkan ada beberapa monyet yang akhirnya malah ketabrak dan mayatnya tergeletak gitu aja di tengah jalan, kasian ....


Minggu, tanggal 23 Agustus 2015


Gue jalan-jalan ke Pantai Jimbaran, pantai yang lokasinya ngga jauh dengan bandara. Kelebihan di Pantai Jimbaran ini, loe bisa kapan-pun setiap saat melihat pesawat yang landing dan take off dan bagi gue itu keindahan tersendiri dan unik dari pantai-pantai lain yang ada di Bali. Pantai Jimbaran juga cocok untuk makan dan bersantai dengan keluarga di malam hari loh ! waktu itu gue berkunjung kesana sore hari menjelang sunset dan suasananya luar bisa indah banget !

Pantai Jimbaran

Tapi, sangat disayangkan kondisi dan keadaan di beberapa titik Pantai Jimbaran kotor dan bau ikan karena memang kondisi pantai yang dekat dengan sejenis pasar tradisional. oya untuk biaya masuk ke Pantai Jimbaran gratis bahkan waktu itu gue ngga bayar parkir sama sekali. dan buat kamu yang umat muslim jangan khawatir karena di dekat pantai tersedia mesjid juga, bahkan ngga sedikit juga pedagang-pedagang muslim yg berjualan di daerah itu.


Senin, tanggal 24 Agustus 2015

Pantai Petitenget

Di daerah yang ngga jauh dari Kerobokan (tempat tinggal kakak gue) ada satu pantai yang sempat gue bahas di postingan sebelumnya, namanya Pantai Petitenget. di Pantai ini jumlah pengunjung yang ada ngga sebanyak di pantai-pantai lain yang terkenal seperti Sanur dan Jimbaran yang sebelumnya gue datengin loh ! di Pantai Petitenget loe akan merasa lebih santai dan tenang, apalagi sambil menyewa bangku pantai dengan merogoh kocek Rp. 50.000,00 untuk 2 bangku. Oya untuk harganya disesuaikan yaa, asal pinter-pinter nawar harga pokoknya yang paling penting.





Di Pantai Petitenget pun sama tidak dikenakan biaya masuk, bahkan lagi-lagi gue ngga bayar parkir sama sekali karena kaburrrr ! haha ...
setelah  asik menikmati keindahan pantai, main pasir dan tentunya main air, perjalanan dilanjutkan ke pasar tradisional yang masih ada di daerah Kerobokan, gue lupa namanya apa dan disana gue beli Soto Kare Ayam seharga Rp. 10.000,00 dan masih banyak lagi jenis makanan yang lain dan harganya terbilang cukup terjangkau bagi seorang backpaker kaya gue dan bahkan gue liat juga ada bule-bule yg  berkunjung ke pasar tersebut untuk membeli makanan masyarakat lokal.

Oh ....Bali memang masih menjadi tempat yang menarik bagi para wisatawan mancanegara, masyarakat lokal dan mancanegara menjadi warna tersendiri bagi kehidupan di Bali saat ini tapi walaupun begitu gue salut masyarakat Bali pada umumnya masih sangat baik melestarikan kebudayaannya sendiri, eksistensinya masih terjaga cukup baik, semoga hal itu yang bisa selalu menjadi nilai lebih untuk Bali menjaga sektor Pariwisatanya untuk Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang.

© Somplaaak travelleR
Maira Gall